Mistisisme dalam agama Kristen dengan agama lainnya mungkin tidak jauh berbeda seperti Islam, Budha, Hindu, dan lain sebagainya. Hanya saja cara penerapan yang memungkinkan adanya perbedaan. Contohnya, dalam agama Islam kaum sufi yang dikenal saat ini lebih pada menjauhkan diri dari dunia modern dan hidup dalam kesepian serta jauh dari keramaian. Sedangkan dalam kekristenan, orang-orang yang seperti ini bukan mengasingkan diri dengan jangka waktu yang panjang, melainkan tinggal di suatu tempat seperti biara (Katolik), dan dapat merasakan kemajuan dunia setiap saat.
1. Pengertian Mistisisme Kristen
Mistisisme Kristen adalah filsafat dan praktik tentang pengalaman langsung bersama Tuhan Allah (Adonay Tuhan). Arti “pengalaman” disini harus dimengerti bahwa sesuatu kata yang selalu di perdebat dalam pembicaraan mistisisme. Kata ini sering dimengerti banyak orang seperti kejadian atau keadaan psikologis.
Tetapi menurut Harun Nasution, bahwa pengaruh Kristen dengan faham menjauhi dunia dan hidup mengasingkan diri dalam biara-biara.
Tetapi menurut saya bahwa Kristen dalam kenyataannya hidup dalam biara tetapi tidak terlepas dari perkembangan dunia. Hidup dalam biara dan mengasingkan diri dilakukan hanya untuk sesaat (tidak menetap). Mungkin dalam berkostum dan bersosialisasi, mereka lebih rendah dari pada yang lain. Tetapi dengan perkembangan teknologi saat ini, mereka tidak pernah ketinggalan informasi dan selalu mengikuti akan kemajuan zaman.
Dalam konteks Kristen Katolik, mistisisme biasanya di praktikan dalam 3 disiplin, yaitu:
* doa (termasuk dalam meditasi kristen Katolik dan kontemplasi)
* berpuasa ( termasuk bentuk-bentuk pantang dan penyangkalan diri yang lainnya)
* dan pemberian sedekah.
Dari ketiga konteks di atas, itu semua terdapat di dalam pembicaraan Yesus dalam khotbah di bukit (Matius Pasal 5-7).
Bentuk-bentuk mistisisme lainnya meliputi partisipasi dalam ibadah ekstatik dan penggunaan entheogen. Orang Kristen percaya bahwa Allah tinggal di dalam diri orang percaya melalui Roh Kudus, dan karenanya semua orang Kristen dapat secara langsung mengalami pengalaman bersama dengan Allah.
2. Dasar-dasar Alkitab
Adapun beberapa dasar-dasar Alkitab yang menjelaskan tentang tradisi Mistisisme Kristen.
Di dalam Kitab Perjanjian Baru, ada tiga dasar yang berulang kali muncul, yaitu:
* Galatia 2:20
“Namun aku hidup, tetapi bukan aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”
* 1 Yohanes 3:2
“Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.”
* 2 Petrus 1:4
“Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.”
Juga, adapun tema penting yang sering muncul dalam misitisisme Kristen, adalah:
* Identifikasi sepenuhnnya bersama Kristus (imitatio Christi atau 'meniru Kristus sepenuhnya'), untuk mencapai kesatuan antara roh manusia dengan Roh Allah.
* Penglihatan atau pengalaman yang sempurna tentang Allah, dimana sang mistikus berusaha memahami Allah 'sebagaimana Ia ada, 'dan bukan lagi 'melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar (1 Korintus 13:12).
Dari semuanya yang telah di paparkan diatas, kesemuanya itu tidak terlepas dari ikatan kasih. Seperti hukum yang terutama dan utama di dalam Kekristenan tentang kasih (Matius 22:37-39).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar